Rabu, 07 November 2012

Menjelang Pemilu Gubernur Periode 2013 - 2018



Pemilihan kepala daerah (Pilkada) baik Gubernur dan Walikota, tidak hanya menjadi momentum pemilihan pemimpin daerah di semua tingkatan struktur kekuasaan politik, tetapi juga momentum menjalin rekonsiliasi nasional, melalui serangkaian proses Pemilu yang adil dan terbuka. Keterlibatan masyarakat dalam Pemilu tidak hanya pada sektor partisipasi sebagai pemilih yang cerdas, tetapi juga pengontrol jalannya regulasi dan perilaku politik Parpol beserta calon legislatif, khususnya pada saat kampanye dan pemungutan suara. Kualitas pelaksanaan Pemilu tidak hanya ditentukan oleh pendidikan politik yang menghasilkan masyarakat melek Pemilu, tetapi juga pengawasan langsung di lapangan. 

Tidak hanya karena jumlah partai politik dan calon legislatif yang begitu banyak, tetapi juga karena potensi konflik horizontal dan vertikal yang dapat terjadi, seperti Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Polarisasi kepentingan politik, berkelindan dengan karakter masyarakat lokal yang beragam, kritis dan sekaligus destruktif. Hingga akhir tahun 2008, pelaksanaan Pilkada di sejumlah provinsi di Indonesia tercatat kisruh, melengkapi kekisruhan lain berupa konflik sosial, etnis dan agama. Adapun beberapa tanggapan bermunculan dalam menjelang Pemilu Gubernur Jawa Barat.

Menurut Pakar politik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan menyebut penentuan calon gubernur di Jabar oleh parpol tidak demokratis. Sebab penentuan calon jadi kewenangan DPP masing-masing parpol. "Penentuan cagub seperti ini sangat tidak transparan dan partisipatif. Ini proses yang sangat tidak demokratis," ujar Asep.pentingnya pendidikan politik pada masyrakat agar tidak terjadi konflik antar masyarakat seperti yang di sampaikan di atas. Saat ini, sudah ada tiga calon gubernur masing-masing Ahmad Heryawan (PKS), Dede Yusuf (Demokrat) dan Irianto MS Syafiuddin alias Yance (Golkar). Meski sudah punya calon, Asep juga menyebut tiga parpol itu seolah kesulitan menentukan calon wagubnya.

Adapun beberapa artis sekaligus politikus yang ikut meramaikan Pilgub Jabar adalah Wakil Gubernur Jawa Barat Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf, anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, anggota DPR RI Rachel Maryam, anggota DPR RI Nurul Arifin dan juga yang terakhir muncul ialah aktor sekaligus sutradara Deddy Mizwar.

Sunatra menuturkan, di Partai Gerindra sendiri memiliki bintang Film Eliana-Eliana yakni Rachel Maryam yang mengikuti proses penjaringan bakal calon gubernur/wakil gubernur dari internal partainya untuk berlaga di Pilgub Jabar 2013.

            Dalam hal ini masyarakat pun turut berbicara, “bahwa Pilgub Jabar 2013 ini hanya calon , Gubernur saat ini yang saya ketahui mencalonkan kembali untuk Gubernur tahun selanjutnya.Adapun calon gubernur yang saya ketahui yaitu Yanceu dan Rieke Diah Pitaloka” ujar Deza.

           Dalam Pemilu Gubernur Jawa Barat ini , Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut memberikan komentar, siapa pun bisa layak menjadi gubernur Jawa Barat. "Asal orang yang baik saja bisa lebih baik membawa perubahan di Jawa Barat," ujar Jokowi seusai berdialog dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu (31/10/2012) .Ketika ditanya dari profesi apakah yang layak menjadi gubernur Jawa Barat, orang nomor satu di Jakarta itu menjawab berbagai kalangan profesi pun layak menjadi gubernur Jabar. "Mau dari kalangan pengusaha, pengacara, dan birokrasi juga layak," jawabnya. "Asal baik saja dan bisa membawa Jawa Barat lebih baik lagi," sambungnya. 

               Terlepas dari semua itu, kekuatan terbesar kembali lagi ke masyarakat reaksi dan dukungan serta niat serius dari semua elemen masyarakatlah yang  bisa mentukan siapa yang pantas sebagai Gubernur Jawa Barat dan Walikota masyarakat pun pintar dalam memilih secara objektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.